Samsung Galaxy S25+ hadir sebagai opsi paling seimbang dalam seri S25 yang dirilis awal 2025. Menempati posisi di atas S25 reguler namun tetap lebih terjangkau dibandingkan S25 Ultra, ponsel ini menawarkan chipset Snapdragon 8 Elite for Galaxy yang di-overclock, layar QHD+ dengan LTPO AMOLED 2X, serta berbagai penyempurnaan di sisi software, khususnya fitur Galaxy AI. Berikut ulasan mendalam mengenai kelebihan dan kekurangannya.
Galaxy S25+ membawa sederet peningkatan yang membuatnya sangat menarik di kelas mid-flagship. Dari performa hingga dukungan jangka panjang, berikut sembilan poin unggulan yang patut diperhitungkan:
Ponsel ini ditenagai Snapdragon 8 Elite for Galaxy dengan dua core Oryon V2 Phoenix L yang di-overclock hingga 4,47 GHz, serta enam core efisien pada 3,53 GHz. Hasilnya, skor AnTuTu menembus angka 2,1 juta poin dan GeekBench mencatat lebih dari 9.600 poin multi-core, menjadikannya salah satu CPU Android terkuat per April 2025.
Dengan panel Dynamic LTPO AMOLED 2X berukuran 6,7 inci dan resolusi QHD+ (1440 × 3120), Galaxy S25+ menjanjikan tampilan super tajam. Kecerahan puncak hingga 2600 nit dan refresh rate adaptif 1–120 Hz menyuguhkan visual memukau sekaligus hemat baterai saat mode hemat diaktifkan.
Rangka Galaxy S25+ dibalut Armor Aluminium generasi kedua, dilapisi Gorilla Glass Victus 2 di depan dan belakang. Sertifikasi IP68 memastikan ketahanan terhadap debu dan air hingga 1,5 m selama 30 menit, tanpa mengorbankan kesan elegan berkat pilihan warna Navy, Icyblue, Silver Shadow, Mint, serta edisi eksklusif Coralred, Blueblack, dan Pinkgold.
Dengan baterai 4900 mAh, S25+ mampu bertahan hingga 30 jam pemutaran video 720p dan 18 jam streaming YouTube nonstop. Pengisian cepat 45W mengisi penuh baterai dalam kurang lebih 59 menit, memberikan kenyamanan optimal bagi penggunaan intensif.
Samsung menanamkan rangkaian Galaxy AI eksklusif: Now Bar merangkum berita dan jadwal harian di layar kunci, AI Agents seperti Circle to Search serta AI Select memudahkan pencarian dan pembuatan konten, hingga Cross-app Action yang mengotomatiskan tugas lintas aplikasi sistem One UI dan Google.
Selain 5G dan WiFi 7, S25+ menyediakan Ultra-Wideband (UWB) untuk pelacakan presisi, NFC, Bluetooth 5.4, serta dukungan Samsung DeX dan Wireless DeX yang mengubah ponsel menjadi workstation desktop, memudahkan presentasi atau multitasking dengan tampilan layar eksternal.
Modul tiga kamera (50 MP wide, 12 MP ultrawide, 10 MP telephoto 3×) memanfaatkan ProVisual Engine generasi terbaru untuk peningkatan detail low-light dan stabilisasi gyro-EIS. Fitur AI Audio Eraser juga menghilangkan kebisingan latar saat merekam video 8K, menjamin hasil rekaman jernih.
Samsung memberikan dukungan upgrade sistem operasi hingga tujuh generasi Android, jauh di atas rata-rata industri. Pengguna S25+ dapat menikmati fitur keamanan dan antarmuka terbaru hingga tahun 2032, memastikan perangkat tetap relevan dalam jangka panjang.
Fitur UWB memungkinkan pelacakan perangkat dan akses kontrol pintu pintar dengan akurasi tinggi. Selain mempermudah transfer file dengan Quick Share, UWB menghadirkan ekosistem konektivitas baru yang lebih intuitif di lingkungan smart home.
Meski sarat fitur, Galaxy S25+ juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli:
Fast charging 45W tergolong kalah saing dibandingkan rival yang kini memasang 65W–120W. Waktu 59 menit untuk isi penuh mungkin terasa lama bagi pengguna yang sering berpindah dari satu aktivitas berat ke aktivitas lain.
Samsung kembali tidak menyertakan adaptor pengisi daya di dalam kotak, memaksa pembeli harus membeli charger terpisah. Ini menambah total biaya dan tidak ramah bagi konsumen yang belum memiliki adaptor 45W kompatibel.
Tak seperti beberapa seri Galaxy A, S25+ menghilangkan slot microSD. Pengguna hanya mengandalkan pilihan internal 256 GB atau 512 GB, tanpa opsi menambah kapasitas memori eksternal.
Secara kasat mata, S25+ hampir identik dengan S24+ dan S23+. Minimnya perubahan bezel, modul kamera, dan tata letak tombol membuatnya sulit membedakan generasi ini kecuali fitur internal dan warna baru.
Bodi lebih tahan banting dan kedap air datang dengan penambahan bobot, yaitu 190 gram. Bagi sebagian pengguna, ponsel ini terasa sedikit berat untuk penggunaan satu tangan dalam waktu lama.
Samsung Galaxy S25+ berhasil menawarkan kombinasi performa tinggi, layar cemerlang, dan fitur AI mutakhir dalam paket yang lebih terjangkau ketimbang varian Ultra. Dukungan OS hingga 7 tahun dan konektivitas lengkap semakin memperkuat daya tariknya. Namun, keterbatasan charging speed, ketidakhadiran charger, dan kemiripan desain bisa menjadi pertimbangan sebelum memutuskan membeli.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Samsung Galaxy S25, Layak Dibeli?