Dada yang tiba-tiba terasa sakit dan sesak memang sering kali menimbulkan rasa panik. Banyak orang langsung mengaitkan gejala ini dengan serangan jantung. Namun, sebenarnya ada berbagai kondisi lain yang juga bisa menyebabkan keluhan serupa. Untuk memahami lebih dalam, yuk simak penyebab dan cara mengatasinya berikut ini!
Merasa sesak di dada tidak selalu berarti kondisi darurat. Namun penting untuk mengetahui apa saja penyebab umumnya agar Anda bisa mengambil tindakan yang tepat.
Serangan panik sering kali menyebabkan dada terasa sesak mendadak tanpa aktivitas berat. Kondisi ini disebabkan oleh hiperventilasi, yakni napas yang terlalu cepat dan dangkal. Akibatnya, kadar karbon dioksida dalam tubuh menurun drastis dan pembuluh darah menyempit, membuat dada menjadi sesak.
Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran napas. Gejalanya meliputi sesak napas, batuk, suara mengi, dan dada terasa berat. Pada serangan asma, pengobatan darurat dengan inhaler sangat diperlukan untuk membuka jalur udara yang menyempit.
Angina terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Biasanya ditandai dengan nyeri dada seperti ditekan, terutama saat beraktivitas berat atau dalam kondisi stres. Meskipun gejala angina bisa reda dengan istirahat, ini merupakan tanda dari penyakit jantung koroner yang serius.
Emboli paru adalah kondisi darurat medis di mana ada penyumbatan pembuluh darah di paru-paru. Hal ini menyebabkan aliran darah terganggu sehingga timbul sesak napas tiba-tiba, nyeri dada, hingga detak jantung cepat. Penyumbatan ini biasanya berasal dari bekuan darah di kaki (trombosis vena dalam) yang berpindah ke paru-paru.
Refluks asam lambung (GERD) juga bisa menyebabkan sensasi dada sesak dan panas, sering kali disalahartikan sebagai gejala serangan jantung. Asam lambung yang naik ke kerongkongan mengiritasi lapisan dalamnya, menyebabkan ketidaknyamanan di dada, terutama setelah makan besar atau tidur berbaring.
Infeksi paru-paru seperti pneumonia juga bisa menyebabkan dada terasa nyeri dan sesak. Gejala tambahan biasanya termasuk demam, batuk berdahak, dan lemas. Peradangan di lapisan paru-paru menyebabkan nyeri dada yang makin terasa saat batuk atau menarik napas panjang.
TBC merupakan infeksi bakteri pada paru-paru yang berkembang secara perlahan. Salah satu gejalanya adalah dada terasa sesak karena penumpukan cairan di antara lapisan paru dan dinding dada (efusi pleura). Selain itu, TBC juga menimbulkan batuk kronis dan demam ringan.
PPOK adalah kondisi jangka panjang yang biasanya disebabkan oleh paparan asap rokok. Dada terasa sesak karena saluran udara menyempit dan dipenuhi lendir. PPOK juga membuat penderita mudah kehabisan napas saat melakukan aktivitas ringan sekalipun.
Dalam beberapa kasus, kanker paru juga bisa memunculkan gejala awal berupa batuk berdarah, suara serak, serta dada terasa berat. Gejalanya kerap tidak spesifik sehingga baru terdeteksi ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut.
Bronkiektasis adalah kondisi kerusakan permanen pada saluran pernapasan akibat infeksi berulang. Penderitanya sering mengalami batuk berdahak kronis, sesak napas, dan nyeri dada. Kondisi ini harus ditangani serius untuk mencegah kerusakan paru lebih lanjut.
Penanganan dada sesak sangat tergantung pada penyebab dasarnya. Berikut ini beberapa langkah umum yang bisa dilakukan:
Anda perlu segera mencari bantuan medis jika dada terasa sakit atau sesak disertai gejala berikut:
Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda adanya kondisi serius seperti serangan jantung atau emboli paru, sehingga sangat penting untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
Mengetahui kenapa dada terasa sakit dan sesak bisa membantu Anda mengambil tindakan cepat yang diperlukan. Walaupun tidak semua penyebab bersifat mengancam nyawa, tetap penting untuk mewaspadai gejala yang terjadi. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter apabila Anda mengalami sesak dada yang tidak kunjung membaik atau muncul gejala tambahan yang mengkhawatirkan.