Penyebab Skoliosis: Faktor Risiko dan Cara Menghindarinya

Rabu, 19 Maret 2025 16:51

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan tulang melengkung ke samping berbentuk seperti huruf "C" atau "S". Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Penyebab skoliosis cukup beragam, mulai dari bawaan lahir hingga kebiasaan buruk yang dilakukan setiap hari. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor yang menyebabkan skoliosis serta cara menghindarinya.

Apa Itu Skoliosis?

Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang yang menyebabkan postur tubuh menjadi tidak simetris. Umumnya, skoliosis terjadi pada masa pertumbuhan anak-anak sebelum masa pubertas, namun bisa juga berkembang pada orang dewasa akibat kondisi tertentu. Jika tidak ditangani, skoliosis bisa menyebabkan rasa sakit, gangguan postur, hingga kesulitan bernapas.

Penyebab Skoliosis yang Harus Diwaspadai

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan skoliosis. Beberapa di antaranya adalah faktor bawaan, kondisi medis tertentu, serta kebiasaan yang memicu gangguan pada tulang belakang. Berikut adalah penyebab skoliosis yang paling umum:

1. Skoliosis Kongenital (Bawaan Lahir)

Beberapa kasus skoliosis sudah terjadi sejak lahir. Kondisi ini dikenal sebagai skoliosis kongenital, yang disebabkan oleh perkembangan abnormal tulang belakang saat bayi masih dalam kandungan. Kelainan ini bisa muncul akibat pembentukan tulang yang tidak sempurna.

2. Faktor Genetika

Jika dalam keluarga ada riwayat skoliosis, maka kemungkinan besar seseorang juga bisa mengalami kondisi ini. Skoliosis sering kali bersifat herediter, meskipun belum ada gen spesifik yang dikaitkan langsung dengan penyakit ini.

3. Degenerasi Tulang Belakang

Pada orang dewasa, skoliosis sering kali disebabkan oleh degenerasi tulang belakang akibat penuaan. Seiring bertambahnya usia, cakram tulang belakang bisa melemah dan mengalami keausan, sehingga menyebabkan kelainan bentuk pada tulang belakang.

4. Gangguan Saraf dan Otot

Beberapa penyakit yang mempengaruhi saraf dan otot, seperti cerebral palsy atau distrofi otot, dapat menyebabkan skoliosis. Kondisi ini menyebabkan otot tidak mampu menopang tulang belakang dengan baik, sehingga terjadi kelengkungan.

5. Cedera atau Infeksi Tulang Belakang

Trauma atau cedera pada tulang belakang akibat kecelakaan bisa menyebabkan skoliosis. Selain itu, infeksi pada tulang belakang juga bisa mengubah struktur tulang dan memicu kelainan ini.

Kebiasaan yang Dapat Meningkatkan Risiko Skoliosis

Selain penyebab medis, beberapa kebiasaan sehari-hari juga bisa meningkatkan risiko skoliosis. Berikut adalah kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari:

1. Membawa Beban Berat Secara Tidak Seimbang

Membawa tas berat di satu sisi bahu dalam waktu lama bisa membuat tulang belakang mengalami ketidakseimbangan. Beban yang tidak merata dapat membuat postur tubuh memburuk dan memicu skoliosis.

2. Duduk dengan Posisi yang Salah

Duduk dengan posisi miring atau membungkuk dalam waktu lama bisa memberikan tekanan yang tidak merata pada tulang belakang. Kebiasaan ini, jika terus dilakukan, bisa menyebabkan perubahan bentuk tulang belakang.

3. Duduk di Permukaan yang Tidak Rata

Orang yang sering meletakkan dompet tebal di saku belakang saat duduk bisa mengalami ketidakseimbangan postur. Hal ini dapat mengakibatkan tekanan pada satu sisi tubuh yang lama-kelamaan memicu skoliosis.

4. Membaca atau Bermain Gadget Sambil Tengkurap

Posisi tengkurap saat membaca atau bermain gadget bisa menyebabkan tekanan berlebih pada tulang belakang. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menyebabkan ketegangan pada leher dan bahu.

5. Duduk Bersila dalam Waktu Lama

Duduk bersila atau menyilangkan kaki bisa menyebabkan ketidakseimbangan postur tubuh. Posisi ini dapat menarik tulang belakang ke satu sisi dan berkontribusi pada perkembangan skoliosis.

Gejala Skoliosis yang Perlu Diketahui

Skoliosis sering kali berkembang tanpa disadari. Beberapa gejala yang dapat menjadi tanda skoliosis antara lain:

  • Postur tubuh miring ke satu sisi
  • Salah satu bahu tampak lebih tinggi
  • Punggung terasa kaku dan nyeri
  • Tulang belikat tampak menonjol
  • Salah satu pinggul lebih tinggi dibanding yang lain
  • Kelelahan akibat ketegangan otot punggung

Cara Mencegah Skoliosis

Skoliosis memang tidak selalu bisa dicegah, terutama jika disebabkan oleh faktor bawaan. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang:

1. Menjaga Postur Tubuh

Selalu duduk dan berdiri dengan postur tubuh yang baik. Hindari posisi membungkuk atau condong ke satu sisi terlalu lama.

2. Olahraga Rutin

Latihan fisik seperti berenang, yoga, dan pilates dapat membantu memperkuat otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas tulang belakang.

3. Hindari Mengangkat Beban Berat Secara Tidak Seimbang

Jika harus membawa beban berat, pastikan untuk mendistribusikan berat secara merata di kedua sisi tubuh.

4. Rutin Memeriksakan Kesehatan Tulang

Melakukan pemeriksaan kesehatan tulang secara rutin dapat membantu mendeteksi skoliosis sejak dini dan mencegah perburukan kondisi.

Kesimpulan

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetika, gangguan saraf, serta kebiasaan buruk dalam postur tubuh. Meskipun tidak selalu bisa dicegah, menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga postur tubuh yang baik dapat membantu mengurangi risiko skoliosis. Jika Anda atau keluarga mengalami gejala skoliosis, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.