Limpa merupakan organ penting dalam sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyaring darah dan membantu melawan infeksi. Namun, dalam beberapa kondisi, limpa dapat mengalami pembengkakan yang disebut splenomegali. Pembengkakan limpa ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari anemia hingga meningkatnya risiko infeksi. Artikel ini akan membahas penyebab utama terjadinya pembengkakan limpa serta cara mengatasinya.
Pembengkakan limpa atau splenomegali adalah kondisi di mana limpa membesar akibat berbagai faktor, seperti infeksi, penyakit hati, atau gangguan darah. Normalnya, ukuran limpa sekitar sebesar kepalan tangan, tetapi jika membesar, limpa dapat menekan organ lain di sekitarnya dan mengganggu fungsi tubuh.
Penderita splenomegali sering kali mengalami gejala seperti mudah kenyang meskipun makan dalam porsi kecil, nyeri di perut kiri atas, serta mudah mengalami infeksi. Jika tidak ditangani, pembengkakan limpa dapat menyebabkan komplikasi serius.
Pembengkakan limpa dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Berikut adalah beberapa penyebab umum splenomegali:
Berbagai jenis infeksi dapat menyebabkan pembengkakan limpa, antara lain:
Infeksi ini dapat membuat limpa bekerja lebih keras untuk menyaring patogen dari darah, sehingga menyebabkan pembengkakan.
Gangguan pada hati seperti sirosis atau fibrosis kistik dapat meningkatkan tekanan darah di pembuluh darah limpa. Kondisi ini menyebabkan limpa membesar karena darah terjebak di dalamnya, mengganggu fungsinya dalam menyaring sel darah merah yang tua atau rusak.
Penyakit darah seperti leukemia, limfoma, dan anemia hemolitik dapat menyebabkan limpa membesar. Leukemia dan limfoma mengganggu produksi sel darah, sedangkan anemia hemolitik membuat limpa bekerja lebih keras untuk menghancurkan sel darah merah yang rusak.
Beberapa penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis dapat menyebabkan limpa membesar karena peradangan kronis yang terjadi dalam tubuh.
Benturan pada perut akibat kecelakaan atau cedera olahraga dapat merusak limpa, menyebabkan pembengkakan, atau bahkan pecahnya limpa. Cedera limpa adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera.
Beberapa penyakit genetik seperti amiloidosis dan penyakit Gaucher dapat menyebabkan limpa membengkak karena adanya penumpukan zat tertentu di dalamnya.
Penderita pembengkakan limpa bisa mengalami beberapa gejala, di antaranya:
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Penanganan pembengkakan limpa tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa cara mengatasinya:
Jika pembengkakan limpa disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Untuk infeksi virus atau parasit, pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis patogen yang menyebabkan infeksi.
Penderita penyakit hati yang menyebabkan pembengkakan limpa harus menjalani pengobatan yang tepat, seperti terapi untuk sirosis atau fibrosis kistik. Menghindari alkohol dan menjaga pola makan sehat juga penting untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
Penderita lupus atau rheumatoid arthritis mungkin akan mendapatkan terapi kortikosteroid atau obat imunosupresan untuk mengontrol peradangan dan mengurangi pembengkakan limpa.
Dalam kasus yang parah, di mana pembengkakan limpa sudah tidak bisa dikontrol, dokter mungkin akan menyarankan prosedur splenektomi atau pengangkatan limpa. Namun, setelah limpa diangkat, pasien akan lebih rentan terhadap infeksi sehingga harus mendapatkan vaksinasi secara berkala.
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mencegah pembengkakan limpa, antara lain:
Pembengkakan limpa atau splenomegali adalah kondisi serius yang bisa disebabkan oleh berbagai penyakit seperti infeksi, gangguan darah, penyakit hati, dan autoimun. Gejala utama meliputi rasa kenyang lebih cepat, nyeri perut kiri atas, dan infeksi berulang. Penanganannya tergantung pada penyebab yang mendasarinya, mulai dari pemberian obat hingga prosedur medis seperti splenektomi.
Jika Anda mengalami gejala pembengkakan limpa, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca Juga: Penyakit Penyerta Musim Hujan: Jenis dan Pencegahannya