Tahukah kamu bahwa seseorang bisa mengalami radang tenggorokan tanpa mengalami radang amandel, atau bahkan mengalami keduanya secara bersamaan? Meski keduanya sering disalahartikan sebagai penyakit yang sama, radang tenggorokan dan radang amandel sebenarnya adalah dua kondisi yang berbeda dengan penyebab dan gejala yang juga berbeda. Dalam artikel ini, kita akan menguraikan perbedaan tersebut agar kamu bisa lebih memahami dan menangani kedua kondisi ini dengan tepat.
Salah satu perbedaan radang tenggorokan dan amandel adalah dengan mengenali gejalanya. Meskipun memiliki beberapa gejala yang serupa, keduanya juga memiliki tanda-tanda yang spesifik.
Radang tenggorokan, atau yang dikenal sebagai faringitis, adalah peradangan yang terjadi di area tenggorokan. Kondisi ini biasanya ditandai dengan sakit tenggorokan yang intens, yang sering kali disertai dengan demam tinggi dan bintik-bintik merah pada langit-langit mulut. Selain itu, penderita radang tenggorokan sering kali merasa pegal linu di seluruh tubuh, mual, dan kadang muntah. Amandel mungkin tampak merah dan bengkak, dengan adanya garis-garis putih nanah di permukaannya.
Pada beberapa kasus, radang tenggorokan juga dapat menyebabkan kesulitan menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Gejala-gejala ini umumnya muncul secara tiba-tiba dan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu, tergantung pada tingkat keparahan infeksinya.
Radang amandel, atau tonsilitis, menyerang kelenjar tonsil yang berada di bagian belakang tenggorokan. Kelenjar tonsil sendiri berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh, yang menangkap dan membunuh kuman yang masuk melalui saluran pernapasan. Namun, ketika kelenjar tonsil terinfeksi, mereka dapat menjadi meradang dan menyebabkan berbagai gejala.
Gejala utama radang amandel meliputi sakit tenggorokan, kesulitan menelan, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Selain itu, penderita tonsilitis juga mungkin mengalami demam, leher kaku, sakit perut, serta perubahan warna putih atau kuning pada atau di sekitar amandel. Gejala ini biasanya lebih parah pada anak-anak, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya.
Selain gejala, perbedaan radang tenggorokan dan amandel lainnya adalah dari penyebabnya. Meskipun keduanya bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, namun perbedaannya cukup signifikan.
Radang tenggorokan paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri dari kelompok Streptococcus, terutama Streptococcus kelompok A. Bakteri ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Pada kasus yang lebih jarang, radang tenggorokan juga bisa disebabkan oleh virus, namun infeksi bakteri adalah penyebab yang paling umum.
Selain itu, beberapa faktor risiko seperti paparan asap rokok, polusi udara, dan iritasi akibat alergi juga dapat memperparah kondisi radang tenggorokan. Oleh karena itu, menjaga lingkungan yang bersih dan bebas dari polusi adalah langkah penting dalam mencegah kondisi ini.
Berbeda dengan radang tenggorokan, radang amandel bisa disebabkan oleh berbagai jenis infeksi, baik oleh virus maupun bakteri. Beberapa virus yang dapat menyebabkan tonsilitis meliputi virus influenza, adenovirus, dan virus Epstein-Barr. Virus-virus ini dapat menyebar melalui droplet yang terhirup atau kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi.
Selain virus, sekitar 15-30% kasus tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk Streptococcus kelompok A, yang juga menyebabkan radang tenggorokan. Penyebab lainnya bisa mencakup bakteri Staphylococcus aureus, Chlamydia pneumoniae, dan Neisseria gonorrhoeae. Karena berbagai faktor penyebabnya, diagnosis yang tepat oleh tenaga medis sangat penting untuk menentukan pengobatan yang sesuai.
Dengan perbedaan radang tenggorokan dan amandel maka penanganan untuk keduanya sedikit berbeda tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Keduanya memerlukan perhatian khusus agar gejala tidak semakin parah dan dapat disembuhkan dengan tepat.
Untuk meredakan gejala radang tenggorokan, beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan di rumah antara lain beristirahat cukup, minum banyak air, dan mengonsumsi cairan hangat seperti teh dengan madu. Berkumur dengan air garam hangat juga bisa membantu meringankan gejala. Jika gejalanya cukup parah, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk membantu melawan infeksi bakteri.
Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menghindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran infeksi. Menggunakan masker dan mencuci tangan secara teratur adalah langkah preventif yang sangat efektif dalam mencegah penyebaran radang tenggorokan.
Radang amandel yang disebabkan oleh bakteri juga memerlukan antibiotik, tetapi kasus ringan seringkali dapat diatasi dengan cara-cara rumahan seperti yang disebutkan sebelumnya. Mengonsumsi makanan lunak, beristirahat cukup, dan menjaga kelembapan udara di sekitar bisa membantu mempercepat pemulihan.
Jika radang amandel berulang dan tidak merespon terhadap pengobatan, operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) mungkin menjadi pilihan yang direkomendasikan oleh dokter. Prosedur ini biasanya dilakukan pada anak-anak, namun orang dewasa juga bisa menjalani tonsilektomi jika diperlukan.
Memahami perbedaan radang tenggorokan dan amandel penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh Agar Tidak Mudah Lelah
Baca Juga: Obat Radang Tenggorokan Alami yang Efektif dan Aman