Perilaku anak yang suka berkata kasar sering kali membuat orang tua merasa cemas dan khawatir. Meskipun anak masih kecil, kata-kata yang keluar dari mulutnya bisa sangat mengejutkan. Hal ini bukan hanya tentang pilihan kata, tetapi juga mencerminkan bagaimana anak mengekspresikan emosinya. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mengatasi anak yang suka bicara kasar secara tepat dan penuh kasih sayang.
Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka bisa menyerap kata-kata dan perilaku dari orang tua, teman sebaya, lingkungan sekitar, bahkan dari media yang mereka konsumsi. Berikut beberapa penyebab umum anak berbicara kasar:
Orang tua harus mampu mengendalikan reaksi dan memberikan pendekatan yang tepat. Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang suka bicara kasar:
Reaksi pertama sangat menentukan bagaimana anak akan merespons ke depannya. Hindari membalas dengan marah. Sebaliknya, jelaskan bahwa kata-kata tersebut tidak pantas dan tidak sopan. Katakan dengan nada lembut, “Kata itu menyakitkan, dan kita tidak ingin menyakiti orang lain dengan ucapan.”
Salah satu alasan anak berkata kasar adalah ketidakmampuan mereka dalam mengekspresikan perasaan. Ajarkan anak mengenali emosinya, lalu bantu mereka menyalurkannya secara sehat, misalnya dengan menggambar, menulis, atau menyendiri sejenak untuk menenangkan diri.
Perilaku orang tua adalah cerminan utama bagi anak. Jika ingin anak berbicara dengan santun, orang tua pun harus konsisten menggunakan kata-kata positif di rumah. Bila secara tidak sengaja mengucapkan kata kasar, segera minta maaf di depan anak dan beri tahu bahwa hal itu salah.
Dengan memiliki banyak kosakata positif, anak akan lebih mudah mengungkapkan perasaannya tanpa harus mengandalkan kata-kata kasar. Orang tua bisa sering membacakan buku cerita, menyanyikan lagu anak-anak, atau berdialog ringan untuk memperkaya perbendaharaan katanya.
Konten negatif yang mengandung kata kasar sering muncul di video online atau permainan digital. Oleh karena itu, penting untuk memberikan batas waktu penggunaan gadget dan mendampingi anak saat mengakses media. Gunakan aplikasi parental control untuk membantu mengawasi aktivitas digital mereka.
Buatlah kesepakatan dengan anak tentang apa yang akan terjadi jika mereka mengucapkan kata kasar. Misalnya, mengurangi waktu bermain atau memasukkan koin ke dalam "kaleng denda." Pastikan konsekuensinya logis dan mendidik, bukan bersifat menyakitkan atau mempermalukan.
Jangan lupa untuk memberikan pujian ketika anak berhasil menghindari kata kasar atau berhasil mengelola emosinya dengan baik. Penguatan positif akan membuat anak lebih termotivasi untuk mempertahankan perilaku yang baik.
Selain cara-cara di atas, beberapa pendekatan tambahan juga dapat membantu proses pemulihan perilaku anak:
Menghadapi anak yang suka bicara kasar memang membutuhkan kesabaran dan pendekatan yang konsisten. Namun, dengan memberikan teladan, memperkaya kosakatanya, serta menanamkan nilai-nilai positif sejak dini, anak akan belajar untuk mengekspresikan diri dengan cara yang lebih baik. Semakin dini orang tua melakukan intervensi, semakin besar peluang anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang santun dan empatik.
Jangan lupa, setiap anak adalah pembelajar yang unik. Jika satu cara belum berhasil, teruslah mencoba pendekatan lain dengan penuh kasih sayang. Itulah kunci keberhasilan dalam mengatasi anak yang suka bicara kasar.
Baca Juga: Mana yang Lebih Penting: IQ atau EQ? Simak Penjelasannya!