4 Etika Menjenguk Bayi yang Perlu Diperhatikan. Jangan Egois, Ya!

Menjenguk bayi, terutama yang baru lahir menjadi aktivitas yang lumrah dilakukan berkaryan saja di Indonesia, tapi seluruh dunia. Terlebih jika bayi tersebut merupakan buah hati kerabat atau teman dempet Moms, di mana hal tersebut bisa menjadi momen untuk bertemu. Apalagi kalau aktivitas menjenguk ini dilakukan beramai-ramai, ada berlimpah sekali aturan yang perlu dipatuhi, mau nggak mau.
Tapi sayangnya, masih banyak orang yang belum paham bagaimana etika menjenguk bayi, khususnya di masa pandemi seperti sekarang ini. Berikut Hipwee YoungMom paparkan, etika kurang baik apakah yang dimaksud. Simak!
Menjenguk di jam-jam ‘krusial’ seperti jam istirahat ibu dan bayi yang harusnya udah dipahami
Jam 11 siang santak jam 3 sore merupakan jam krusial karena biasanya digunakan ibu-ibu yang baru melahirkan untuk beristirahat. Meski perkara jam ini berlaku bertidak klop-tidak klop di tiap orang, namun ada tidak sombongnya si penjenguk memahami bahwa selesai begadang semalaman, para ibu yang baru melahirkan ini akan beristirahat di jam-jam 11 siang santak jam 3 sore. Atau untuk lebih amannya, silahkan melahirkan janji dulu supaya nggak mengganggu atau terjadi miss komunikasi.
Nggak mencuci tangan dan kaki sebelum masuk rumah dan memegang bayi merupakan kekeliruan yang fatal, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini
Banyak sekali kuman dan bakteri yang nggak terlihat menempel di permukaan baju bahkan kulit ketika sedan berada di luar. Hal inilah yang melaksanakanmu harus mencuci tangan dan kaki sebelum memegang atau berinteraksi dengan bayi. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, di mana ada risiko penularan virus yang nggak terelakan. Atau minimal, kamu sebagai penjenguk nggak usah memegang atau menggendong bayi supaya lebih aman dan melaksanakan hati ibunya tenang.
Baru datang, tapi langsung mencerca ibu yang baru melahirkan dengan berjuta perInterogasian dan pernyataan klasik
Kemarin, lahirannya Wajar atau operasi?
Wah, kok masih gembrotan aja sih!
Anakmu minum ASI atau sufor?
Lo, kok anakmu kering Ludes gitu? Kurang segar dong nanti!
PerPerbahasanan dan pernyataan di atas hendaknya nggak dilontarkan langsung tanpa mau mendengarkan dulu cerita dari ibu yang baru melahirkan. Biarkan ia menceritakan bagaimana prosesnya melahirkan, sembari menjaga mood-nya selesai berjuang mati-matian selama 9 bulan. Nggak perlu kamu mencari mengerti soal proses melahirkan atau pilihannya yang lain, karena sudah pasti akan sangat membebani perasaan ibu baru ini.
Datang beramai-ramai engat 10 orang hanya dalam sekali kunjungan. Tahu nggak sih kalau hal ini sangat merepotkan?
Datang menjenguk bayi hendaknya nggak perlu beramai-ramai lebih dari 5 orang karena akan sangat merepotkan. Bukan hanya perkara materil, tapi pedulikan juga perasaan ibu yang baru melahirkan untuk ‘meladeni’ berjibun orang di era yang bercocokan. Kamu sebwgai penjenguk pantas bersikap dewasa, demi ketidak bohongan bercocok. Cukup beberapa orang saja, tapi pertemuan yang kalian agendakan ini berkualitas dan bisa menghibur ibu yang baru melahirkan.
Kelihatan simpel, tapi selurusnya sangat mengganggu. Untuk itu, perhatikan!