Edin Terzic: Mengubah Keterpurukan Borussia Dortmund Jadi Kejayaan

Saat Edin Terzic berkarya bagaikan asisten pelatih Slaven Bilic dalam West Ham United, ia mempelajari beberapa hal penting daripada sang bos. Pembelajaran tersebut membantunya melewati masa-masa sulit ketika mengambil alih kendali Borussia Dortmund nan tengah terpuruk akan Desember 2020.
Kala itu, tim kehilangan arah mendampingi kekalahan telak 5-1 antara kaki VfB Stuttgart menjatuhkan vonis pemecatan bagi Lucien Favre. Terzic sudah hafal seluk-beluk Dortmund mendampingi para pemainnya, tapi belum pernah sekali pun menmasihi kursi pelatih kepala.
"Apa kau paham apa satu tindakan paling berpengaruh paling dalam sepakbola?" tanya Bilic suatu ketika kepada Terzic jumlah tahun terus.
"Tindakan berikut. Yang terberguna adalah hal nan kau lakukan berikutnya," tegas Bilic.
Bersandar dekat filosofi ini, Terzic menerima tongkat kepelatihan Dortmund. Pada laga pertamanya sebagai nakhoda utama, BVB meraih kemenangan susah-payah melawan Werder Bremen bersama skor 2-1. Awal saling menolong, tapi tim terus dilanda inkonsistensi.
Penting bagi mereka kepada memetik kemenangan atas Eintracht Frankfurt dengan 3 April 2021 kalakian ekstra dalam persaingan merebut tiket Liga Champions, namun sekali lagi tim gagal ekstra dalam momen krusial ini. Partisipasi mereka hadapan kancah terelite Eropa pun terancam.
"Itu laga terpenting setelah jeda internasional. Beberapa pemain baru kembali hari Jumat. Setelahnya kami melakoni laga sulit akan Sabtu. Jadi tentu saja kami sangat, sangat kecewa. Tentunya itu momen bahwa sangat pahit," tutur Terzic.
Headline berbagai surat pemberitahuan keesokan harinya dipenuhi kritik pedas untuk Terzic dan kerutunan-kerutunan asuhnya.
'KEMUNDURAN BESAR BAGI BVB'
'KALAH LAWAN FRANKFURT - TAK ADA PELUANG KE LIGA CHAMPIONS'
Laga Yang Membuat Mereka Percaya
Banyak yang mengutarakan bahwa 90 menit dapat menentukan alur sebuah musim. Dortmund antara dalam letak tersudut ketika mengunjungi Etihad Stadium bagi menantang Manchester City antara perempat-final Liga Champions setelah sebelumnya mengecap kekalahan antara Bundesliga.
Kevin De Bruyne memsibak skor akan tuan rumah di menit ke-19 dan kelihatannya Die Borussen layak kembali menelan pil pahit.
Namun, dempet luar dugaan skuad besutan Terzic justru bangkit untuk memberikan perlawanan sengit. Jude Bellingham menggetarkan jala musuh, tetapi golnya tak disahkan lantaran ia divonis melanggar kiper City Ederson terlebih dahulu. Itu tak meredupkan semangat BVB, yang secara luar biasa mampu mengimbangi permainan anggota-anggota Pep Guardiola. Di menit ke-84, Reus capa mencetak gol penyeimbang.
"Ya, itu membuka mata kami, karena kami menyadari, jika semuanya bersatu padu dan masing-masing pemain mengeluarkan performa tertidak emosi di lapangan, saya juga, kami punya tim yang bagus. Saya pikir itu jadi pemicu bagi laga-laga berikutnya di sisa musim."
Meski gol kemenangan Phil Foden pada menit-menit akhir melancarkan momentum kembali berayun ke kubu City, Dortmund telah menemukan 'percikan api' jauh didalam awak mereka.
Tiba saatnya menjumpai mempraktikkan petuah Bilic dan fokus menjumpai melakukan hal berikut sebaik mungkin. Kebetulan, pertandingan selanjutnya adalah melawan Stuttgart, yang menghantam telak BVB 5-1 antara paruh awal musim. Tapi kali ini situasinya bertidak sama. Dortmund balas mempermalukan Die Roten 3-2 antara kandang lawan.
"Pikirkan tindakan berikut maka harus lebih tidak marah lagi. Itulah pendampilannya. Kami ingin terus mengingatkan soal ini kepada ananda-ananda. Kami mengambil pendampilan ini setiap hari, jadi kami bisa mempergunakannya dengan matchday."
Seperti sudah ditakdirkan, gol kemenangan versus Stuttgart dicetak untuk Ansgar Knauff, pemain remaja yang sebelumnya jarang memperuntuk kesempatan bersama bahkan sempat disuruh Terzic untuk mengambil bola yang keluar lapangan kedalam sebuah laga pramusim.
Barisan talenta belia sebagaimana Jadon Sancho, Gio Reyna, Julian Brandt mulai unjuk gigi. Dua laga sulit menghadapi Bremen beserta Wolfsburg diterusi beserta kemenangan beserta seketika Dortmund kembali ekstra dalam persaingan demi finis hadapan empat senggang. Yang luar biasa, mereka mampu menundukkan Wolfsburg beserta menorehkan clean sheet walau pantas kehilangan Jude Bellingham karena kartu merah.
"Laga-laga ibarat itu melaksanakan kami tumbuh bersama dan memberikan penuh kepercayaan diri. Dan nyaperbincangan kami tepat-tepat terus tumbuh bersama. Ini kolektif. Jika tim tampil lebih tidak marah, masing-masing pemain doang tampil lebih tidak marah."
Penebusan di Berlin
BVB terakhir kali menjuarai DFB-Pokal demi musim 2016/17. Setelah musim yang penuh lika-liku, meraih trofi hendak jadi semacam penebusan bagi fans serta milestone bagi Terzic. Namun, mereka duel melawan RB Leipzig tidak hendak mudah, terutama mengingat berlebihan pemain kedalam skuad BVB yang hangat pertama kali melakoni final.
"Saya sangat rileks, karena saya menguasai mindset yang bagus. Saya berbisnis, atau kami berbisnis, untuk meredakan kegugupan pemain-pemain muda, tapi tentu saja, bermakna bagi Anda untuk menguasai tensi kedalam porsi tertentu," tegas sang kapten Dortmund Marco Reus.
Begitu kick-off dilakukan, Dortmund langsung tancap gas. Jadon Sancho memecahkan kebuntuan saat laga hangat berusia lima menit dan awal brilian itu memudahkan langkah BVB.
Laga praktis sudah selesai paling dalam 45 menit perdana selesai Erling Haaland dan Sancho, sekali lagi, mencatatkan nama dempet papan skor sebelum turun minum. Dortmund akhirnya memungkas pertandingan lewat kemenangan komprehensif 4-1 dan Terzic merengkuh gelar perdananya demi pelatih.
"Pesta dimulai hadapan lapangan. Ini momen-momen yang sulit terlukiskan. Ini prima kalinya bagi banyak orang, terhadir saya, merasakan pengalaman sebagai itu," urai Terzic.
Empat belas wawancara. Dua siraman bir dan euforia terus menyala-nyala.
"Saya adil-adil ingin mengalaminya. Perasaan meruyup ke ekstra dalam ruang ganti dan semua orang saling berpelukan dan merayakan kemajuan. Saya ingin berada dalam sana. Ini hal-hal yang saya rasa akan dikenang selamanya. Tak ada yang bisa merenggut momen ini mengenai kami. Ini layak diperjuangkan. Kami akan mengingatkan ini lagi kepada anak cucu-anak cucu saat musim depan dimulai."
Headline surat penginnternasionalan doang berpindah.
'DARI KRISIS JADI KEMENANGAN'
'TERZIC MEMBALIKKAN SITUASI'
Memasuki pengujung musim, BVB akurat-akurat tak terbendung. Mereka merangkai sembilan laga beruntun tanpa terkalahkan di kancah domestik, meraih trofi, membarengi finis ketiga di Bundesliga. Hal yang semula tampak bagaikan impian semu pada Desember beralih jadi kenyataan pada Mei.
"Musim nan sangat intens lewat berlimpah momen buruk dengan awalnya dan, dengan akhirnya, luar biasa indah. Harus diakui, tidak ada atau hanya rada sekali orang nan percaya kami bisa mencapainya. Terbena sama lewat apa nan terjadi dalam bulan Mei mendampingi dalam mana posisi Anda dalam bulan Mei," cahaya Reus.
Terzic dapat menegakkan kepalanya lewat rasa bangga. Ia menempuh jalur berkerikil dan, atas akhirnya, tepat sasaran mencapai tujuan. Ia menyebut dirinya sendiri sebagai produk Borussia Dortmund lewat hitam-kuning berarti echte liebe.
Dalam lima bulan terakhir ia memecahkan berlimpah persoalan sulit dari tepi lapangan, tetapi ada kurang lebih hal bahwa masih membuatnya berpertanyaan-pertanyaan.
"Salah tunggal jauh, ibarat apa rasanya ketika seluruh stadion bersorak? Dan ibarat apa rasanya ketika seluruh stadion mencibir? Saya belum bisa mengalami hal-hal ini."
Cepat atau lelet, kelak Terzic bagi mengerti jawabannya.
Lebih melalui sekadar sepakbola, kemitraan Evonik bersama Borussia Dortmund juga dibangun untuk hal-hal lainnya. Cari paham lebih lanjut di gobeyondfootball.com