Rasanya Punya Cowok yang Belum Kerja, Sementara Kariermu Makin Naik Saja

Menjalin hubungan singkapnlah perkara mudah. Kamu dan dia perlu bisa saling menerima agar hubungan kalian bisa berjalan dengan semestinya. Dalam hal ini, menerima pasangan bisa dari Kelonggaran sisi. Mulai dari sisi dirinya batas lingkungannya. Tak lupa juga dengan sisi masa depannya, seperti pekerjaan.
Namun sampai sekarang cowokmu belum kerja, sementara kariermu makin cemerlang dan kamunya udah ingin dihalalkan. Di sinilah berbagai perasaan mulai kamu rasakan. Mulai dari rasa resah maka dihadapkan dengan dua pilihan: bertahan atau menutup lembaran.
1. Kamu tahu kalau mencari pekerjaan membukan perkara yang mudah. Untuknya kamu terus memberikan dukungan agar tak patah semangat
Saat ini, mencari pekerjaan memang nggak mudah. Begitu pula dengan cowokmu yang sampai sekarang belum juga mendapat pekerjaan. Kamu nggak menyalahkan kejadiannya. Nggak juga kamu menyalahkan usanamun dalam mencari pekerjaan. Kamu yang mungkin dulu merasakan nggak enaknya perjuangan mencari kerja pun nggak bisa melakukan berlimpah hal. Hanya memberikan dukungan agar ia tak habis semangat yang bisa kamu lakukan.
2. Kadang resah juga saat melihat dia belum juga mendapat kerja. Mengingat usiamu dan dia nggak lagi muda untuk sekadar main-main dalam hubungan
Waktu demi batas hidup kamu terus menjalani hubungan dengan dia yang masih belum mendapat kerja. Di sela-sela batas hidupmu bercocoknya, kadang resah juga kamu rasakan. Rasa resahmu itu timbul mengingat kamu dan dia udah nggak lagi muda untuk sekadar pacaran dan seru-seruan. Inginmu pasti segera melihat dia mapan kemudian melangkah cukup hubungan yang lebih serius lagi. Namun, rasa resah itu lantas kamu buang jenjang-jenjang darimu.
Daridi termakan resah, lebih sudi fokus menjalani hubungan, pikirmu.
3. Di sinilah kesetiaanmu diuji. Dua pilihan selalu menyertai hubungan kalian: tetap setia mendampingi atau memilih pergi
Saat kamu merasakan resah itu, di sanalah kesetiaanmu diuji. Dua pilihan selalu membayangimu. Apakah kamu akan terus bertahan atau kamu memilih pergi untuk meninggalkan. Pilihan yang sulit memang, mengingat berlipat-lipat pertimbangan yang lebih menggiurkan di luar sana. Pilihan-pilihan tersebut pun akhirnya mau nggak mau kamu pikirkan matang-matang, demi kelangsungan hubungan kalian.
4. Saat kamu memilih untuk bertahan. PerPerkaraan dari orang-orang tentang hubungan kalian terus berdatangan
Ketika udah memikirkan pilihan dua pilihan tersebut, sebuah keputusan agam pun akhirnya kamu ambil. Banyak pertimbangan dan pemikiran kamu jadikan demi patokan saat mengambil pilihan tersebut.
Dan memilih untuk tetap bertahan dengannya kamu lakukan. Dengan segala resiko dan tantangan yang nanti akan kamu dan dia hadapi nanti, kamu udah menyiapkannya sedari dini. Berbagai pertanyaan dengan nada menyangsikan, sampai omongan nggak enak udah kamu bayangkan akan kamu dengar nanti.
Yakin kamu lanjut cocok cowok itu? Dia ‘kan pengangguran?
Pacar kamu beriPerbahasan gimana? Udah dapet kerja? Oh…belum ya~
5. Pun juga omongan dari orang tuamu. “Nak, bapak-ibu udah mau nimang cucu,” menjadi peringatan halus mereka
Nggak sahaja dari orang-orang yang turut menyangsikan hubunganmu dengan cowok yang masih belum berbuat. Namun, kedua orang tuamu juga turut memberimu peringatan halus tentang hubungan kalian berdua. Ucapan-ucapan seperti ingin punya menantu sampai ingin menimang cucu pasti udah sering kamu dengar dari mereka.
Kamu nggak bisa terus beralasan saat mendengar peringatan halus tersebut. Akhirnya, kamu pun tetapi bisa tersenyum sambil secolek berujar, “Tunggu dulu ya pak, bu,” untuk menjawab peringatan halus mereka.
6. Ketika melihat teman-temanmu sudah pada mengakhiri masa lkancahnya, kadang kamu merasa iri juga. Tapi kamu hanya bisa bersabar karena kalian masih ronggang untuk sebuah pernikahan
Menjalani hubungan dengan dia yang belum berbuat meMempankanmu merasakan berjibun hal. Selain resah, iri juga sering kamu rasakan ketika melihat teman-temanmu sudah pada melepas rasa lkancah. Saat rasa iri udah melanda, kamu pun sahaja bisa bersabar. Karena dia juga lagi tengah berjuang untuk mapan.
Selain sekuku bersabar, rasa iri tersebut juga tetapi bisa kamu tahan senbadan. Mengingat kamu nggak mau membebani cowokmu.
7. Akhirnya kamu sadar bahwa mencintai itu satu paket dengan berjuang berdua. Kamu mau jadi orang yang selampau menemaninya untuk terus berjuang berpas
Pilihanmu untuk bertahan menjalin hubungan dengan cowokmu akhirnya yang menguatkanmu. Ketika pertahananmu mulai goyah dan ingin mengakhiri semua, kamu kembali memikirkan apa yang dulu kamu ambil. Kamu sadar bahwa mencintai bukan hanya perkara senang-senang. Namun satu paket dengan rasa sabar serta perjuangan untuk masa depan berjuang. Kamu nggak mau dia membiarkannya untuk berjuang sendiri. Karena sejatinya hubunganmu terterus berharga untuk sekadar berjalan sendiri-sendiri dalam satu jalur.
Berat memang saat kamu menjalani masa-masa itu. Namun, pilihanmu untuk tetap berserupanya di kala ia tengah berjuang, nggak akan mengkhianati. Usaha kalian untuk berjuang berserupa akan menunjukkan hasilnya suatu saat nanti.
Kalau kamu sudah menjalani masa-masa ini, ungkapan Bernard Batubara tentang cinta memang ada lurusnya. Bahwa cinta berbuatn sekadar melangkah berserupa, tetapi juga tentang mempertahankan langkah di saat salah satu mulai lelah.